Satu Siswa & Mahasiswa Satu Pohon


PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh Irwandi
Thursday, 10 September 2009
Hutan tropis Indonesia merupakan paru-paru dunia yang menghasilkan 02 dan menyerap C02.

Ini seharusnya membuat posisi Indonesia dengan daya tawar tiada tara. Sesuai Protokol Kyoto 1997 dengan segala kontroversinya, Indonesia dengan posisi ini mendapatkan dana kompensasi. Carbon trade bisa juga menjadi devisa.

Di sisi lain, Indonesia merupakan negara dengan laju deforestrasi paling mengkhawatirkan. Pada tahun 2003 saja luas hutan di seluruh Indonesia menyusut sampai 101, 73 juta hektar.

”Momentum ini dikaitkan dengan Education for Sustainable Development (EfSD), Climate Change, konservasi air, kewirausahaan, dan program penghijauan untuk mencetuskan sebuah gerakan nasional satu mahasiswa dan siswa menanam satu pohon”

Fikiran ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. dr.Fasli Jalal, Ph.D ketika berdiskusi dengan bapak Dr. Ir.Tachrir Fathoni, MS.c, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan RI di Dikti baru-baru ini (8/09) . Pernyataan ini dipertegas kembali oleh bapak Dirjen pada pertemuan dengan para Wakil/pembantu rektor I dan II Universitas/Institut, Pembantu Ketua I dan II Sekolah Tinggi Negeri, Direktur dan Pembantu Direktur II Politeknik Negeri, Sekretaris Pelaksana Kopertis wilayah I s/d XII di seluruh Indonesia di Jakarta(9/09).

Harus ada sinergi antara sektor, kata Dirjen. Direktorat Jenderal pendidikan tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, memiliki dana dan program kewirausahaan mahasiswa, pengabdian masyarakat dan Green campus, sementara Departemen Kehutanan memiliki dana dan program reboisasi dan ada bibit, Dewan Air Nasional dengan program konservasi airnya, PBB memiliki program EFSD yang menekankan pentingnya pendidikan dalam upaya sustainable development di mana generasi muda sebagai aktor terdepannya

Menurut Dirjen, saat ini ada 4,5 juta mahasiswa Indonesia, sekitar 9 jutaan di SMA dan Sederajat, 12 jutaan di SMP dan sederajat, 27 jutaan di SD dan sederajat. Bisa dibayangkan berapa pohon yang bisa di tanam. Sekarang yang menjadi persoalan di mana kita menemukan bibitnya.

Menurut bapak Tachrir, soal bibit tidak menjadi persoalan. Departemen Kehutanan bisa menfasilitasi. Ini juga menjadi prioritas Departemen Kehutanan. Sinergi sangat dimungkinkan. Apalagi sudah ada kelembagaan di Dephut yang tupoksinya sangat dekat dengan agenda ini.

Departemen Kehutanan bahkan menurut bapak Tachir sudah melakukan pemetaan wilayah lokasi yang bisa ditanami pohon. Apakah di wilayah hutan atau sekitar aliran sungai.

Dirjen mengharapkan ada komunikasi dan kerjasama yang baik antara Dephut dengan Departemen Pendidikan Nasional, dikti. ”Dalam rapat-rapat koordinasi Dephut, hendaknya melibatkan perguruan tinggi. Kalau ada event/forum internasional yang melibatkan Dephut, membahas isu-isu global kontemporer seperti climat change, ilmuwan perguruan tinggi diikutsertakan. Sehingga perguruan tinggi tidak selalu ketinggalan wacana. Kami akan fasilitasi mereka, tambah bapak Dirjen.

dicopy dari : http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=387&Itemid=1

Yuk nanem pohon yuk....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENANGGULANGAN BENCANA ALAM

Vitamin untuk Otak

KELAS 'SERIUS' VS KELAS 'SANTAI'